Bagaimana???
Selasa, 06 Desember 2011
Senin, 07 November 2011
Tokoh
Perkawinan Abdullah dengan Aminah
Usia Abd'l-Muttalib sudah hampir mencapai tujuhpuluh tahun atau lebih tatkala Abraha mencoba menyerang Mekah dan menghancurkan Rumah Purba. Ketika itu umur Abdullah anaknya sudah duapuluh empat tahun, dan sudah tiba masanya dikawinkan. Pilihan Abd'l-Muttalib jatuh kepada Aminah bint Wahb bin Abd Manaf bin Zuhra, - pemimpin suku Zuhra ketika itu yang sesuai pula usianya dan mempunyai kedudukan terhormat. Maka pergilah anak-beranak itu hendak mengunjungi keluarga Zuhra. Ia dengan anaknya menemui Wahb dan melamar puterinya. Sebagian penulis sejarah berpendapat, bahwa ia pergi menemui Uhyab, paman Aminah, sebab waktu itu ayahnya sudah meninggal dan dia di bawah asuhan pamannya. Pada hari perkawinan Abdullah dengan Aminah itu, Abd'l-Muttalib juga kawin dengan Hala, puteri pamannya. Dari perkawinan ini lahirlah Hamzah, paman Nabi dan yang seusia dengan dia.
Abdullah dengan Aminah tinggal selama tiga hari di rumah Aminah, sesuai dengan adat kebiasaan Arab bila perkawinan dilangsungkan di rumah keluarga pengantin puteri. Sesudah itu mereka pindah bersama-sama ke keluarga Abd'l-Muttalib. Tak seberapa lama kemudian Abdullahpun pergi dalam suatu usaha perdagangan ke Suria dengan meninggalkan isteri yang dalam keadaan hamil. Tentang ini masih terdapat beberapa keterangan yang berbeda-beda: adakah Abdullah kawin lagi selain dengan Aminah; adakah wanita lain yang datang menawarkan diri kepadanya? Rasanya tak ada gunanya menyelidiki keterangan-keterangan semacam ini. Yang pasti ialah Abdullah adalah seorang pemuda yang tegap dan tampan. Bukan hal yang luar biasa jika ada wanita lain yang ingin menjadi isterinya selain Aminah. Tetapi setelah perkawinannya dengan Aminah itu hilanglah harapan yang lain walaupun untuk sementara. Siapa tahu, barangkali mereka masih menunggu ia pulang dari perjalanannya ke Syam untuk menjadi isterinya di samping Aminah.
Dalam perjalanannya itu Abdullah tinggal selama beberapa bulan. Dalam pada itu ia pergi juga ke Gaza dan kembali lagi. Kemudian ia singgah ke tempat saudara-saudara ibunya di Medinah sekadar beristirahat sesudah merasa letih selama dalam perjalanan. Sesudah itu ia akan kembali pulang dengan kafilah ke Mekah. Akan tetapi kemudian ia menderita sakit di tempat saudara-saudara ibunya itu. Kawan-kawannyapun pulang lebih dulu meninggalkan dia. Dan merekalah yang menyampaikan berita sakitnya itu kepada ayahnya setelah mereka sampai di Mekah.
Usia Abd'l-Muttalib sudah hampir mencapai tujuhpuluh tahun atau lebih tatkala Abraha mencoba menyerang Mekah dan menghancurkan Rumah Purba. Ketika itu umur Abdullah anaknya sudah duapuluh empat tahun, dan sudah tiba masanya dikawinkan. Pilihan Abd'l-Muttalib jatuh kepada Aminah bint Wahb bin Abd Manaf bin Zuhra, - pemimpin suku Zuhra ketika itu yang sesuai pula usianya dan mempunyai kedudukan terhormat. Maka pergilah anak-beranak itu hendak mengunjungi keluarga Zuhra. Ia dengan anaknya menemui Wahb dan melamar puterinya. Sebagian penulis sejarah berpendapat, bahwa ia pergi menemui Uhyab, paman Aminah, sebab waktu itu ayahnya sudah meninggal dan dia di bawah asuhan pamannya. Pada hari perkawinan Abdullah dengan Aminah itu, Abd'l-Muttalib juga kawin dengan Hala, puteri pamannya. Dari perkawinan ini lahirlah Hamzah, paman Nabi dan yang seusia dengan dia.
Abdullah dengan Aminah tinggal selama tiga hari di rumah Aminah, sesuai dengan adat kebiasaan Arab bila perkawinan dilangsungkan di rumah keluarga pengantin puteri. Sesudah itu mereka pindah bersama-sama ke keluarga Abd'l-Muttalib. Tak seberapa lama kemudian Abdullahpun pergi dalam suatu usaha perdagangan ke Suria dengan meninggalkan isteri yang dalam keadaan hamil. Tentang ini masih terdapat beberapa keterangan yang berbeda-beda: adakah Abdullah kawin lagi selain dengan Aminah; adakah wanita lain yang datang menawarkan diri kepadanya? Rasanya tak ada gunanya menyelidiki keterangan-keterangan semacam ini. Yang pasti ialah Abdullah adalah seorang pemuda yang tegap dan tampan. Bukan hal yang luar biasa jika ada wanita lain yang ingin menjadi isterinya selain Aminah. Tetapi setelah perkawinannya dengan Aminah itu hilanglah harapan yang lain walaupun untuk sementara. Siapa tahu, barangkali mereka masih menunggu ia pulang dari perjalanannya ke Syam untuk menjadi isterinya di samping Aminah.
Dalam perjalanannya itu Abdullah tinggal selama beberapa bulan. Dalam pada itu ia pergi juga ke Gaza dan kembali lagi. Kemudian ia singgah ke tempat saudara-saudara ibunya di Medinah sekadar beristirahat sesudah merasa letih selama dalam perjalanan. Sesudah itu ia akan kembali pulang dengan kafilah ke Mekah. Akan tetapi kemudian ia menderita sakit di tempat saudara-saudara ibunya itu. Kawan-kawannyapun pulang lebih dulu meninggalkan dia. Dan merekalah yang menyampaikan berita sakitnya itu kepada ayahnya setelah mereka sampai di Mekah.
Kamis, 03 November 2011
Pawai Dakwah
Kegiatan ini dilakukan rutin setiap tahun oleh MI Muhammadiyah Karangtalun Kidul dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan
Rabu, 02 November 2011
Sejarah Pendirian
Kecamatan Purwojati termasuk kecamatan yang berdiri tahun 1950 M yang dulunya berada di bawah naungan kecamatan Wangon. Kecamatan Purwojati membawahi ( menguasai ) sepuluh desa, di antara 10 desa itu adalah desa Karangtalun Kidul, penduduknya beraktifitas sebagai petani tradisional. Pada masa itu penduduknya beragama islam, namun yang aktif melaksanakan ibadah antara lain sholat, puasa dan zakat, dalam satu desa dapat dihitung. Apalagi yang melaksanakan haji hanya beberapa orang saja.
Pada tahun 1960 M masuklah ideologi komunis di desa Karangtalun Kidul, maka pada tanggal 18 Nopember 1964 M didirikanlah organisasi Pimpinan Ranting Muhammadiyah Purwojati di bawah naungan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tinggarjaya di bawah binaan Pimpinan Daerah Muhammadiyah kabupaten Banyumas. Adapun struktur Pimpinan Ranting Muhammadiyah Purwojati pada waktu itu adalah :
Ketua : Yunus Abdul Rohman
Sekretaris : Karsim HS.
Bendahara : Kyai Syamsudin
Anggota : Kanidris
Nasrudin
Jaenudin
Marsawirwja
Rojikin
Akhmad Ikhwan ( Madihwan )
Tujuan mendirikan organisasi tersebut adalah untuk membendung ideologi komunis agar jangan sampai masuk ke desa Karangtalun Kidul. Tahun 1965 M meletuslah tragedi ( peristiwa ) G 30 S PKI, tepat pada tanggal 30 September 1965 M yang dipelopori pimpinan ( Gembong ) dari partai Komunis Indonesia di Jakarta, yang dampaknya sampai ke desa-desa seluruh Indonesia.
Dari situlah umat Islam bangkit bergerak untuk menyiarkan agama islam lewat P2A dan organisasi-organisasi Islam yang bernaung di NU dan Muhammadiyah serta organisasi Islam yang lain. Sasaran pembinaannya bukan hanya kepada orang dewasa saja namun juga kepada anak-anak. Maka pada bulan Jauuari 1970 M berdirilah MI Muhammadiyah di desa Karangtalun Kidul sebagai awal kelas I pada waktu itu adalah siswa laki-laki sebanyak 13 anak dan siswa perempuan sebanyak 12 anak sehingga jumlahnya adalah 25 siswa bertempat di serambi masjid Baitussalam Karangtalun Kidul, dan langsung diberi seorang guru agama dari departemen agama yaitu Bp. Thohir NIP. 150059019 sampai purna tugas ( pensiun ) pada tanggal 1 September 2003 M. Adapun pengurus MI Muhammadiyah Karangtalun Kidul pada waktu itu adalah :
Ketua : Bp Yunus Abd Rohman
Sekretaris : Karsim HS.
Bendahara : A. Sirin
Seksi Pendidikan : Thohir
Makhmud
Seksi Sarana Prasarana : A. Sayudi
Kanidris
Seksi Usaha : Samsudin
Nasrudin
Diantara dewan guru dan pengurus selalu kompak demi suksesnya pendidikan, juga selalu menerima bimbingan dan bantuan dari tingkat pusat maupun tingkat daerah sehingga diantara tahun 1985 sampai dengan 1990 M kita dapat menampung siswa sejumlah 243 anak. Tetapi menjelang tahun 2000 M MI Muhammadiyah Karangtalun Kidul mengalami penurunan jumlah murid hingga jumlahnya kurang lebih hanya 100 siswa saja, hal ini disebabkan antara lain :
· Keberhasilan program KB sehingga membuat bibit murid menjadi sedikit
· Dalam desa Karangtalun Kidul sendiri terdapat 3 SD Negeri dan 1 MI Muhammadiyah
· Tenaga guru rata-rata sudah berumur 55 th keatas ( kesehatan sudah agak menurun )
· Fisik gedung SD Negeri lebih baik dari MI Muhammadiyah Karangtalun Kidul sebab selalu menerima bantuan rehab, tambah local dsb akhirnya dapat menggiurkan wali murid ( masyarakat ).
Menjelang tahun 2005 M MI Muhammadiyah Karangtalun Kidul mulai bangkit ditandai dengan peningkat dibidang pendidikan, dibidang prestasi, dibidang sarana prasarana dan dibidang pembangunan. Staf guru dan karyawan yang masih muda dan energik. Berbagai bantuan dari pemerintah baik berupa BOS, Honor Guru, Rehabilitasi gedung dan yang lain membuat MI Muhammadiyah Karangtalun Kidul semakin mantap melangkah ke depan.
Dibuktikan saat ini kita mempunyai siswa laki-laki sebanyak 62 anak dan siswa perempuan sebanyak 50 anak sehingga jumlah siswa saat ini adalah 112 murid serta piagam-piagam penghargaan yang didapatkan dari berbagai perlombaan yang diikuti. Dan Alhamdulillah atas dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil saat ini MI Muhammadiyah Karangtalun Kidul telah berhasil mewujudkan cita-cita memiliki alat transportasi untuk antar jemput siswa. Semoga pada tahun yang akan datang MI Muhammadiyah Karangtalun kidul akan lebih meningkat lagi amin.
Karangtalun Kidul 1 Agustus 2011
Ketua Komite
H. Thohir
( Kepala Madrasah Pertama )
Langganan:
Postingan (Atom)